Kamis, 21 Juni 2012

Cerita fiktif 9

Wilo de ostarika membuat tradisi menelan ludah. tradisi yang sangat memilukan,ludah yang berwarna ijo sebelum ditelen diberi misis seremoni.di anjurkan yang belum terbiasa sebaik memberikan persembahan berupa topi pewegaskin kepada ketua adat atau eang wilo de ostarika no marimar porno anti agne. adat istiadat disana meminta agar setiap PKL (pecinta karmo lizoaelektrikurikulum) dikeplak menggunakan kresek bergaya cardinal, setiap bayi berumur 2tahun diwajibkan berkumur dengan listerin, jika tidak bisa berkumur,maka bayi tersebut dikenakan wajib pajak dan dianggap bayi sakral,setiap wanita harus bisa membeli kozui slimingsut sebagai penghasilan daerah,prinsip disana adalah ''no women not yet''.

"Restoran Wir Wir Wir #2"

Akibat ketulusan hati wilo, ia tidak memecat karmo, walaupun karmo sering membuat alam bawah sadar wilo menggelegar. Karmo sudah bekerja selama ratusan tahun,sampai umbele niengen, untune burasen kaye karmo,tapi nek karmo kaos kutange sing burasen. berkat ketulusan hati wilo, ia gelem nukokna taro maring karmo. karmo pun merasa terharu. ia membalas dengan ciuman mesra dipantat wilo yang memiliki bisul werna werni. ''wah ambunya lentera'' kata karmo, wilo pun hanya bisa menganggukkan engkelnya, ''moo ko aje ndopok li mo, wong silite nyong be bar nggo nglolohi piyikan dara,masa jere ambu lentera.jal tak ambung,ih ye'' ucap kata-kata terakhir dari wilo pemilik restoran "WIR WIR WIR"